Memilih Untuk Bahagia di Malam Natal Tahun Ini

Hari ini nuansa Natal sangat terasa di kantor. Maklum, hari ini tanggal 24 Desember. Besok pagi adalah Natal. Rekan-rekan kantor tampak lebih sumringah dari biasanya. Beberapa orang menyenandungkan lagu Natal. Sementara rekan-rekan yang lain memutar lagu-lagu bertema Natal dari playlist masing-masing.

Ini adalah Natal pertama saya di Surabaya. Jauh dari keluarga. Jauh dari teman sepermainan. Tapi anehnya saya tetap merasakan damai di sini. Seolah Natal kali ini tidak jauh berbeda dengan Natal-Natal sebelumnya. Meskipun tidak akan ada pohon Natal, kue-kue manis, ataupun masakan mama yang akan menyambut saya sepulang dari kantor. Tapi saya tetap bahagia.

Bahagia adalah pilihan. Kalimat ini beberapa kali saya sampaikan dalam training-training yang saya bawakan. Kita memang tidak bisa mengendalikan peristiwa yang menimpa kita. Tapi kita masih bisa mengendalikan pikiran dan perasaan kita. Kita masih bisa memilih untuk bahagia atau merana.

Dalam keadaan saya yang serba jauh dari keluarga, tinggal di lingkungan kos yang sangat tidak bersahabat, serta berbagai problema pribadi yang terjadi, saya tetap memilih untuk bahagia daripada merana. Mengapa? Karena saya lebih fokus pada apa yang saya miliki saat ini daripada fokus pada harapan2 saya yang tidak terwujud.

Saya bersyukur, saya bekerja pada suatu perusahaan yang bonafit. Saya memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi dan passion saya. Saya memiliki rekan2 yang luar biasa proaktif dan peduli seperti keluarga. Semua hal luar biasa ini sudah lebih dari cukup untuk membuat saya tersadar bahwa betapa beruntungnya saya.

Bahagia bukan orang lain yang menentukan. Kita sendirilah yang menentukan kebahagiaan kita.

Malam ini, saya menikmati malam Natal di kamar kos saya. Kamar kos yang kecil. Ditemani suara berisik kipas angin serta secangkir kopi dingin. Tetapi hati saya benar2 merasa hangat. Karena dari sore, ucapan selamat Natal terus membanjiri handphone saya. Baik itu dari rekan seiman ataupun tidak seiman. Saya benar2 tersentuh dan berterima kasih pada rekan-rekan yang tidak seiman dengan saya, tapi dengan sukarela mengucapkan selamat Natal pada saya. Percaya atau tidak, ucapan2 ini menguatkan saya. Akumulasi dari ucapan-ucapan ini mampu sedikit menggantikan ucapan Natal beserta pelukan yang biasa saya terima dari keluarga saat Natal.

Selamat Natal rekan-rekan semua. Semoga damai sejahtera terus menyertai kita semua... Tetaplah memilih bahagia, karena jika bisa bahagia, kenapa memilih merasa menderita?

Surabaya, 24 Desember 2014

Read More...

Stres





1. Pengertian Stres

Menurut Morgan dan King, “…as an internal state which can be caused by physical demands on the body (disease conditions, exercise, extremes of temperature, and the like) or by environmental and social situations which are evaluated as potentially harmful, uncontrollable, or exceeding our resources for coping” (Morgan & King, 1986: 321)

Jadi stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol।

Stres juga didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek(Cooper,1994)


Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis। Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya। Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991). Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsi suatu peristiwa.



Stressor yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang berbahaya dan mengancam. Penilaian kognitif individu dalam hal ini nampaknya sangat menentukan apakah stressor itu dapat berakibat positif atau negatif. Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh terhadap respon yang akan muncul (Selye, 1956).

Penilaian kognitif bersifat individual differences, maksudnya adalah berbeda pada masing-masing individu। Perbedaan ini disebabkan oleh banyak faktor. Penilaian kognitif itu, bisa mengubah cara pandang akan stres. Dimana stres diubah bentuk menjadi suatu cara pandang yang positif terhadap diri dalam menghadapi situasi yang stressful. Sehingga respon terhadap stressor bisa menghasilkan outcome yang lebih baik bagi individu.


2. Jenis-jenis Stres

Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:

· Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.

· Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak)। Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian।

Read More...

Belajar Bahasa Jepang



Bagi kawan-kawan yang menyukai anime dan manga dari jepang atau yang menyukai lagu-lagu J-pop. Tentunya sudah tidak asing lagi dengan bahasa Jepang. Bahasa dari Negara Sakura tersebut memang sangat unik. Maka tidak heran bila akhirnya banyak yang berminat untuk mempelajari bahasa Jepang.

Berikut ini, saya akan mencoba share tentang bahasa Jepang yang dasar-dasar dulu. Lumayanlah untuk sekedar berbasa-basi.



Ungkapan saat bertemu orang :
Ohayoo gozaimasu : selamat pagi
Konnichiwa : selamat siang
Konban wa : selamat malam
Ogenki des ka? : Apa kabar
Ikaga des ka? : Apa kabar?
Shibaraku des ne! : Sudah lama kita tidak bertemu
Ii tenki desu ne? : Cuaca cerah ya?
Iya na tenki desu ne? : Cuacanya buruk ya?
Onamae wa nan des ka? : siapa nama anda?


Lantas bagaimana kalau mau berpisah? Tenang aja, saya juga akan share ungkapan saat hendak berpisah.
Sayonara! : Selamat tinggal!
Mata aimasho! : Sampai jumpa lagi
Jaa ne... : Sampai nanti
Saa, kaerimasho : Nah, mari kita pulang.
Osaki ni.... : Duluan ya....
Mata ashita : Sampai jumpa besok
Ki o tsukete kudasai : Hati-hati di jalan...


Ada juga beberapa ungkapan lain, misalnya :
Arigatou : Terima kasih
Do itashimashite : Terima kasih kembali
Yatta : berhasil
Oyasumi : selamat beristirahat.
Ga suki desu : saya suka...
Sugoi desu ne... : Hebat ya..
Itte kimasu : Saya pergi...
Itte rashai : selamat jalan...


Oke, itu dulu yang dapat saya bagikan। Semoga bermanfaat...




bye

Read More...